TERSENYUMLAH BERSAMAKU , TATAP MATAKU, KAMU AKAN TAU BETAPA AKU MENCINTAMU

Minggu, 09 November 2014

REHAT

REHAT

Oleh:
Jumanto A,L






Diam aku terpaku, terbenam dalam fikiranku  yang buram tak jelas. Lambaian ranting pepohonan yang dihasilkan dari tiupan angin dan siulan burung seakan merayuku untuk beranjak dari keterpakuanku.
Ternyata sudah begitu jauh aku menapaki hidup, tetapi aku begitu angkuh untuk sesekali menengok kebelakang hingga sampai waktu ini. Mungkin ini saatnya aku berhenti dan diam sejenak mengingat kembali apa yang telah aku lakukan selama ini.
Banyak dari kita malah ketakutan mengingat-ingat masa lalunya, yang katanya memilukan, masa lalunya yang katanya penuh kehancuran, masa lalunya yang katanya menyedihkan, dan masih banyak lagi yang phobia terhadap masa lalu dengan kisahnya masing-masing.
Tapi tak sedikit pulah yang terus mengenang masa lalunya, masa lalunya yang katanya penuh dengan cinta, masa lalunya yang katanya penuh kebahagiaan, masa lalunya yang penuh dengan tawa, dan masih banyak lagi pemilik masa lalu yang terus mengenang masa lalunya dengan kisah-kisahnya tersendiri.
Tapi yang jelas kita harus berterimakasih pada masa lalu, karena walau bagaimanapun ia telah dengan sabarnya menemani kita dan mempersiapkan diri kita sebaik mungkin untuk bertemu masa depan, padahal ia hanya akan mejadi bagian yang akan kita tinggalkan dan lupakan.
Melalui coretan ini, aku ingin berterimaksih pada masa lalu yang telah mengajarkanku tentang banyak hal, yang telah menghiasi perjalananku dengan binar-binar kebahagiaan. Mungkin ini  tidaklah berarti, tetapi walau bagaimanapun aku akan tetap berterimakasih.

Jum’ad 14 Januari 1994
Tangis seorang anak manusia terlahir menghiasi pojok sebuah desa, hadir melukis senyum pada setiap yang menantinya, hadir menyambung mata rantai keturunan, dan hadir sebagai ciptaan Tuhan yang unik.
Hari pertama dimana aku mulai diperkenalkan dengan benda asing bernama dunia, mahluk asing bernama manusia, dan sebuah kilauan cahaya menyilaukan.
Aneh, ketika aku dengan suara keras menunjukan tangisanku mahluk-mahluk asing itu malah tersenyum bahagia. Aneh, ketika didalam alam rahim yang gelap gulita dan hanya ditemani bunyi detak jantung, aku malah bertemu dengan alam yang penuh cahaya dan segerombolah mahluk yang tak ku-kenali.
Tapi bukan itu yang ingin ku-bicarakan,

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar