pemuda
tampan itu, pemuda tampan yang putih memerah
itu telah datang
bermekaran
bunga tulip yang ranting dan akar telah menungunya hingga meradang
bersiulan
tuhan - tuhan yang telah ingin menatap cumbunya hingga mata tuli memandang
bermancungan hidung-hidung yang telah
merindukan keindahannya hingga hati gadis pun terbang
berlembutan
smara dan hawa yang telah merindukan cumbu-desahnya hingga jiwa pun terbang
bertarian
balerina bidadari dan bidadara yang telah merindukan lukisannya dan surga pun
terbentang
berluasan
cakrawala jiwa, di mana-manapun keindahan wajahmu, karena wajahmulah Wa adh-dhuha
lembut gemilang
berputihan
sakura melengking, musim semi tiba, musim semi tiba, pandanglah Sang Sayyid
Mulia dari Bangil Suci tersayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar